Monthly Archives: Februari 2017

COMBINE; teknologi modern dalam perspektif sosial masyarakat desa

dscf7574

sasaqgagah – Teknologi tepat guna maupun teknologi modern dalam usahatani dari sisi peningkatan produksi menjadi keharusan untuk diimplementasikan. Dalam berbagai literatur dan pendapat para ahli teknologi pedesaan, teknologi usahatani haruslah bersifat spesifik lokasi. Teknologi usahatani tidak selamanya dapat diaplikasikan secara general di semua masyarakat petani, namun kondisi bentang alam dan sosial masyarakat pedesaan dapat menjadi pembatas.

Salah satu teknologi modern dalam usahatani yang saat ini menjadi primadona pemerintahan pusat adalah Mesin Panen Combine yang dianggap menjadi solusi atas kelangkaan tenaga kerja dan kehilangan hasil panen. Pada daerah – daerah yang lahan pertaniannya luas dan penduduknya sedikit maka pendapat ini sangat benar, akan tetapi di daerah – daerah yang memiliki lahan pertanian sempit dengan jumlah penduduk yang padat maka pendapat ini belum tepat.

Hasil pengamatan penulis di Kabupaten Lombok Tengah, penerapan Combine baik yang model harvest maupun mini mengalami kendala teknis dalam aplikasinya. Mini Combine misalnya, dalam setiap aplikasinya di beberapa tempat rentan terhadap kerusakan pada mesin dan sistem kipasnya sedangkan ketersediaan onderdil masih langka. Kendala lapangan yang dihadapi oleh operator mini Combine adalah; (1) kondisi lahan yang belum kering terutama pada jenis – jenis tanah vertisol, (2) pemasakan buah yang tidak seragam, dan (3) kedaan batang dan daun yang belum kering (liat) sementara biji gabah sudah kering.

Selain itu beberapa petani mengungkapkan bahwa  gabah yang dihasilkan Mini Combine tidak bersih jika dibandingkan dengan teknologi tepat guna power trasser. Aplikasi alat Panen Combine juga mendapat penolakan dari para buruh tani yang selama ini menggantungkan hidupnya sebagai buruh panen.

Alat Panen Combine tidak dapat diterapkan  di semua daerah karena dapat memberikan dampak sosial di kawasan pedesaan terutana yang sebagian besar masyarakatnya merupakan buruh tani. Keadaan ini dapat menjadi bahan masukan bagi semua pihak yang ingin menerapkan alat panen combine. Faktor – faktor lapangan juga harus diperbaiki adalah; (1) menerapkan cara budidaya padi yang baik, (2) memberikan pelatihan bagi pemuda tani untuk menjadi operator alat panen combine, dan (3) mengembangkan perbengkelan teknologi tepat guna di pedesaan. (AQ.Seruni)