Monthly Archives: April 2015

STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) WILAYAH PENGAIRAN UPT DAS JANGKOK – BABAK

amaqseruni*

DSCF7374sasaQgagah – Permasalahan utama wilayah pengairan UPT DAS Jangkok – Babak khususnya pada Musim Tanam (MT) Ke-2 Tahun Tanam 2015 ini adalah besarnya peluang untuk terjadinya defisit air. Prakiraan dari BMKG Selapangan/BIL data curah hujan untuk wilayah UPT DAS Jangkok memasuki MT-2/2015 berada di bawah normal (50 – 100 mm) pada bulan Maret – April. Dan Pada Bulan Mei berpeluang terjadinya El-nino yang akan membawa pengaruh yang buruk bagi ketersediaan sumber daya air untuk irigasi.

UPT DAS Jangkok – Babak secara hydrologis melayani daerah irigasi Jurang Sate (10.100 Ha) dan Jurang Batu (4600 Ha). Luas total layanan DAS Jangkok – Babak mencapai 14.700 Hektar. Secara Geografis melayani pengiaran di 6 (enam) kecamatan yaitu Pringgarata, Jonggat, Praya, Praya Tengah , Praya Barat, dan Praya Barat Daya.

Sebagai daerah irigasi strategis Nasional, maka wilayah pengairan UPT DAS Jangkok – Babak merupakan lumbung pangan nasional. Pada saat dicanangkannya program nasional swasembada pangan, maka intensitas dan provitas tanam di Jurang Sate dan Jurang Batu akan ditingkatkan pada level 300 % dengan provitas rata – rata 7 – 8 ton per hektar, untuk mencapai terget Kabupaten Lombok Tengah sebesar 15. Juta ton GKG.

Melihat bahwa air irigasi memberikan kontribusi 60 % terhadap provitas tanaman selebihnya diberikan oleh bibit unggul dan pupuk, maka untuk menunjang target nasional tersebut khususnya di wilayah pengairan UPT DAS Jangkok – Babak berdasarkan izin tanam pada Peraturan Bupati (Perbup) Rencana Pola dan Tata Tanam Global (RTTG) Tahun 2015/2016.

Untuk mencapai terget tersebut, maka UPT DAS Jangkok – Babak harus memberikan pelayanan minimal sesuai standar yang telah diatur dalam PERMEN PU Nomor 14/PRT/M/2010, Bab – II Pasal 5 Ayat (2) Huruf b, bahwa tersedianya air irigasi untuk pertanian rakyat pada sistem irigasi yang sudah ada. Pelayanan air untuk pertanian harus didukung oleh kinerja jaringan irigasi yaitu kemampuan jaringan untuk membawa sejumlah air dari sumbernya ke petak petak sawah sesuai waktu dan tempat berdasarkan rencanatata tanam yang telah ditetapkan.

Untuk menentukan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Irigasi di UPT DAS Jangkok – Babak, maka dapat mengacu kepada Peutnjuk Teknis SPM pada lampiran II PERMEN PU Nomor 14/PRT/M/2010. Kriteria penentuan Nilai SPM berdasarkan kriteria bahwa; 1) Masyarakat petani yang tergabung dalam perkumpulanpetani pemakai air dan petani pada sistem pertanian rakyat pada daerah irigasi yangsudah ada berhak memperoleh dan memakai air untuk kebutuhan pertanian; 2) Hak guna pakai air untuk irigasi diberikan kepada masyarakat petani melalui perkumpulan petani pemakai air, dan bagi pertanian rakyat yang berada dalam sistem irigasi yang sudah ada diperoleh tanpa izin; 3) Izin sebagaimana dimaksud pada butir (2) diberikan dalam bentuk keputusan Bupati sesuai dengan kewenangannya; 4) Hak guna pakai air bagi petani yang tergabung dalam perkumpulan petani pemakai air dan petani untuk pertanian rakyat sebagaimana disebut pada butir (2) harus diwujudkan dalam Rencana Tata Tanam yang ditetapkan oleh Bupati; 5) Nilai SPM keandalan ketersediaan air irigasi merupakan rasio ketersediaan air irigasi di petak-petak sawah dalam jumlah, waktu dan tempat pada setiapmusim tanam terhadap kebutuhan air irigasi berdasarkan rencana tata tanam yangtelah ditetapkan.

Nilai SPM diperoleh dari perbadingan ketersediaan air irigasi (lt/det) pada setiap musim tanam adalah jumlah air irigasiyang dialirkan selama musim tanam pada suatu daerah irigasi yang sudah ada yang dihitung berdasarkan kemampuan saluran dan bangunan serta dinyatakan dalam lt/det, dengan kebutuhan air irigasi (lt/det) berdasarkan rencana tata tanam adalah jumlah air irigasi yang dihitung dan akan dialirkan berdasarkan rencana tata tanam yang telahditetapkan pada suatu daerah irigasi yang sudah ada dan dinyatakan dalam lt/det. Ukuran/konstanta Persen (%).

Dari pembahasan pendekatan teoritis di atas, maka dapat dihitung Nilai SPM Keandalan Irigasi di UPT DAS Jangok – Babak dalam tiga fase yaitu pada fase olah tanah dan persemaian, fase pertumbuhan vegetatif dan fase pertumbuhan generatift. Perhitungan kebutuhan air pada masing – masing fase (110 hari) adalah sebagai berikut :

Graphic1

Graphic 2

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Nilai SPM Jurang Sate dan Jurang Batu dihitung sebagai berikut : Luas lahan : 14.700 ha Pembagian air dilaksanakan pada setiap 2 mingguan. Rata – rata kebutuhan air per ha 1,35 lt/det/ha (pengolahan tanah dan penyemaian, vegetatif dan generatif). Total kebutuhan air = 14.700 x 1.35 = 18845 lt/det. Debit rata – rata di intake HLD = 3600 lt/det, Faktor K = 3600/18845 = 0,19. Rencana luas tanam yang ditetapkan = 10.600 ha. Apabila realisasi tanam seluas 10.000 ha (100%), maka air yang sampai di petak tersier adalah 10.000 ha x 1.35 lt/det/ha = 13500 lt/det. Pencapaian SPM = 18845/3600 = 52 %. Berarti nilai kinerja jaringan irigasi: Kinerja jelek dan perlu perhatian.

Target pencapaian SPM bidang irigasi adalah 70 % (kinerja baik). Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 32 Tahun 2007 tentang Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi, Indeks Kinerja Sistem Irigasi dengan nilai : 80-100 : kinerja sangat baik, 70-79 : kinerja baik, 55-69 : kinerja kurang dan perlu perhatian, dan < 55 : kinerja jelek dan perlu perhatian.

Untuk mencapai SPM 70 %, maka UPT DAS Jangkok – Babak dapat melakukan langkah – langkah sebagai berikut : (1) Penyusunan rencana tata tanam; (2) Pengembangan sistem irigasi dengan kegiatan pembangunan dan peningkatan; (3) Pengelolaan sistem irigasi dengan kegiatan rehabilitasi, operasi dan pemeliharaan, (4) Peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia staf O dan P dinas yang membidangi sumber daya air dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.

HIKAYAT NABI YUSUF, AS Pupuh Asmarandana (Bagian 2)

amaqseruni*

CB0Rq8dWgAAS_CS

 

 

Pembaca yang budiman, setelah pada waktu sebelumnya saya sudah menyalin Hikayat Nabi Yusuf ini sampai bait ke-13, maka pada bagian ke-2 ini disadurkan hikayat ini sampai bait ke – 29. Semoga hikayat ini dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua,

Bismillahirarahmannirrahim.
Lan anak katinggal gelis deniere sareng ibu nire kapernah ariné mangko sire Bunyamin kang name titige sanak hire hing kang sahibu sebapeku titige sanak hire. (14)
Dan ketiganya tinggal diasuh oleh ibunya, dan adiknya Yusup yang bernama Bunyamin mereka tiga bersaudara satu ibu ayah hanya mereka bertiga. Dan ketiganya tinggal diasuh oleh ibunya, dan adiknya Yusup yang bernama Bunyamin mereka tiga bersaudara satu ibu ayah hanya mereka bertiga.

Kang bibi aran Sirail kapernah sanak denire baginde Suep te reko kapernah sanak tesire ibuné Yusup hike asanak sire panghulu baginde Suep tesire. (15)

Ibunya Nabi Yusup bernama Sirail adalah saudaranya baginda Nabi Suep, persaudaraan mereka dengan ibu Nabi Yusup yang menjadi saudara sulung dari baginda Suep.

Sanak Nabi Yusup tiki sepuluh tunggal sebape kapernah turéka mangko kang pembayun name hike ayun sesanak tan haketung sih hire hing putre nire. (16)
Saudara Nabi Yusup ada 10 yang satu ayah tetapi lain ibu, mereka dari ibu yang tua tak begitu dihiraukan oleh Nabi Yakub.

Risampun mengkane hiki baginde Yusup awayah rong welas tahun te mangko dadi iling te sire, sire lunge hing rame angimpi baginde Yusup aningali mangko sire.(17)
Kala itu baginda Nabi Yusup berusia 12 tahun, saat inilah Nabi Yakup mimpi tentang Nabi Yusup yang jelas terlihat didalam mimpinya.

Angimpi sire aningali sringéngé kalawan ulan lintang sawelas rowangé samye sujud denier dine wengi jum’at tatkale angimpi hiku Yusup murup katingal.(18)
Nabi Yakup melihat matahari dan bulan serta bintang 11 (sebelas) semuanya bersujud pada Nabi Yusup kala itu malam Jum’at beliau bermimpi Yusup bercahaya.

Atangiye apajar tiki bape angimpi manire ulan sringéngé katon kalawan lintang sawelas Nabi Yakup anabde menenge kaki anaksun aje tumon impi nire. (19)
Beliau terbangun kala fajar dan Nabi yakup bercerita mimpi melihat bulan dan matahari serta bintang 11, Nabi Yakup bersabda diam-diamlah anakku jangan cerita pada siapapun

Atakén Yusup tiki tegessé empining rame bapajar sangke té ngong tegessé empi manire baginde Yakup mojar kaliwat kaki anaksun becik suapne nire. (20)
Nabi Yusup bertanya; apa makna mimpinya, Ayah Nabi Yakup bercerita makna mimpi itu jawab Nabi Yakup sangat berarti akan baik bagimu.

Pinajar Yusup teki tegessé suapne nire dening rame nire mangko dening ratu tembé sire kabeh sanak sire wisesa dening sang prabu kabéh pare sanak hire. (21)
Ketika Nabi Yusup diceritakan makna mimpi itu oleh ayahnya, ini artinya kelak kau akan jadi raja diantara saudaramu semua, aku harus menjagamu dari semua saudaramu.

Angeling Nabi Yusup teki ayue tan wruh sire tuwan panggunggung siHyang manon sukur akne denier sih mulané pangeran histu kne suapne hiku apan Nabi reké sire.(22)
Nabi Yusup berkata; Apa ini pertanda mesti ingat dan slalu memuja ALLAH SWT, bersyukurlah anakku atas kasih sayang yang Kuasa mimpi itu akan menjadi nyata engkau akan menjadi Nabi.

Tatkale Yusup uni apajar empining rame tan ane wruh mangko anging Prameswari sire baginde Yakub wikan kawalon baginde Yusup wikan angintip hire.(23)
Tatkala Nabi Yusup diberitahu tentang mimpi itu tak ada yang tahu, tetapi sang istri baginda Yakub pun tahu perihal Nabi Yusup ia telah mengintip pembicaraan itu.

Apajar ring anak teki kang aname Sema’un hike, Sema’un apajar reko hing sanak ire sedaye sami mangké rerasan hing karye sanak panghulu kang name Robil punike.(24)
Lalu sang istri cerita pada anaknya yang bernama Sema’un, Sema’unpun cerita pada semua saudaranya lalu semua musyawarah dipimpin oleh anak sulung yang bernama Robil.

Ginalanem Yusup siriki dening pare sanak hire pan sami karse né mangko ayun mangké wruhhe sami te mangkat sire marahing baginde Yusup ataken suapne nire.(25)
Nabi Yusup jadi pembicaraan oleh saudara-saudaranya dan timbullah satu rencana ingin mereka tahu dan mereka pergi menemui baginda Yusup untuk menanyakan tentang mimpi.

Atut sire yayi uni apajar empining rame yayi pajar katéngong punape empi nire Nab Yusup kimengan apajar empi te mangko dadye sire mawekas.(26)
Agar Yusup jujur beritahu mimpi ayahanda jelaskan kami adikku apa mimpi ayah, Nabi Yusup bingung untuk cerita mimpi itu, para saudaranya mengancam.

Yate sami mojar teki kabeh pare sanak hire apti maténane reko hing baginde Yusup sire hanulye awewarah hing empi nire sami wruh kabeh dare sanak hire.(27)
Lalu saling berbisik semua saudaranya ingin membunuh baginda Yusup, Ahirnya Nabi Yusup cerita mimpi ayahnya kepada semua saudaranya.

Mangke sedaye adengki kabeh pare sanak ire amet cidre sangkané Yusup adoh lan rame sami mangkat tesier marine rame sampun apti angajak tesire.(28)
Kini semua saudaranya mau dengki dan mereka sepakat mengambil sikap culas agar Yusup dijauhkan dari ayah, mereka bersiap menghadap pada ayahnya untuk minta izin.

Hanenge kne siriki sabde Rasul kang kocape hing sedaye Rusulé mangko hing Yusup lunge babedak hing tegal alas hiku sarwi angangon minde.(29)
Tak terkisahkan para saudara sabda Rasulullah kepada Rasul lainnya bahwa Nabi Yusup pergi berburu di tengah hutan belantara sambil menggembala kambing.

(bersambung ke bagian 3)