Monthly Archives: Desember 2015

GERAKAN PENANAMAN POHON OLEH FORUM KOMUNITAS DAERAH IRIGASI (FKDI) DAS BABAK

Penyiapan dan Distribusi Bibit dari Tempat Pembibitan ke Lokasi Penanaman

Penyiapan dan Distribusi Bibit dari Tempat Pembibitan ke Lokasi Penanaman

sasaqgagah – Kawasan hutan Sesaot merupakan daerah tangkapan air (DTA) dari Bendung Jangkok, Sesaot Fider dan Keru Fider sebagai penyuplai utama sumber air bagi kebutuhan irigasi, industri dan rumah tangga untuk daerah irigasi (DI) Jurang Sate (11.100 ha), Jurang Batu (3600 ha), suplesi DI. Surabaya (4500 ha), DI. Keru (1500 ha), DI Sesaot (1900 ha), DI. Rumeneng Kompleks (3400 ha), DI. Gebong (2500 ha), dan DI. Datar (450 ha). Ketiga bendung tersebut terdapat dalam bentang alam DAS Jangkok, selian itu DAS Jangkok juga merupakan salah satu DAS utilitas yang dapat mensuplai DAS lainnya dan yang paling utama adalah sebagai penyuplai DAS Babak dan DAS Renggung dalam sistem interkoneksi Hight Level Diverses (HLD) Jangkok – Babak.

Permasalahan utama yang terjadi pada DAS Jangkok adalah; (1) terjadinya banjir pada musim hujan, (2) kekringan atau penurunan debit pada musim kemarau, (3) tingginya fluktuasi debit puncak dengan debit dasar, dan (4) tingginya sedimentasi dan pengendapan lumpur di dasar sungai. Permasalahan yang dialami DAS telah mempengaruhi suplai air ke daerah irigasi yang terdapat dalam interkoneksi HLD Jangkok – Babak. Rendahnya suplai air dirasakan oleh petani pemakai air terutama pada musim tanam 2 dan 3 dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini, dan berdampak pada menurunnya luas tanam dan luas panen.

Kegiatan Penanaman Pohon di Bantaran Sungai Dusun Gontoran Desa Sesaot

Kegiatan Penanaman Pohon di Bantaran Sungai Dusun Gontoran Desa Sesaot

Forum Komunitas Daerah Irigasi (FKDI) Daerah Aliran Sungai (DAS) Babak sebagai wadah bagi P3A/GP3A/IP3A yang mendapat layanan air dari DI. Jurang Sate, Jurang Batu, DI. Gebong 1 dan Gebong 2, DI. Datar, DI. Rumeneng Kompleks, dan DI. Baturiti, melihat bahwa permasalahan DAS Jangkok sebagai DAS menyuplai bagi DAS Babak akan berdampak sistemik terhadap perkembangan kegiatan pertanian bagi kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Barat. Permasalahan DAS ini harus diberikan solusi dengan melakukan pendekaan-pendekatan sosial dan teknis vegetasi dan melibatkan peran aktif (partisipasi) masyarakat petani pemakai air dalam pelaksanaan kegiatannya.

FKDI DAS Babak bekerjasama dengan Forum Kawasan Hutan Sesaot sebagai wadah masyarakat penyelamat sumber air pada tanggal 29 – 30 Desember 2015 menyelenggarakan gerakan penanaman pohon yang melibatkan P3A/GP3A/IP3A dalam lingkup DAS Jangkok dan DAS Babak, Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lombok Barat, Bidang Pengairan Dinas PU dan ESDM Kabupaten Lombok Tengah, PPK OP SDA I Lombok BWS Nusa Tenggara 1, Forum Komunitas Hijau (FKH) Lombok Tengah, dan Organisasi Rakyat Indonesia (ORI). Kegiatan penanaman pohon di lakukan di bantaran (palung) sungai Sesaot Dusun Gontoran Desa Sesaot. Jenis pohon yang ditanam adalah pohon Merak sebanyak 3500 batang, dimana dalam kegiatan ini bibit dan lokasi disediakan oleh forum kawasan sesaot sedangkan personal penanaman dari FKDI DAS Babak.

Diskusi antara Kasi OP Lombok Barat , Kabid Pengairan Lombok Tengah, dan Pengurus FKDi DAS Babak di Lokasi Penanaman

Diskusi antara Kasi OP Lombok Barat , Kabid Pengairan Lombok Tengah,  di Lokasi Penanaman

Gerakan penanaman pohon merupakan kegiatan tahunan yang akan terus dilaksanakan oleh FKDI DAS Babak sebagai bentuk kepedulian petani pemakai air dalam melakukan konservasi DAS dan penyelamatan mata air. Jika tidak ada permasalahan teknis yang dialami maka FKDI pada awal penghujan awal tahun 2016 akan melakukan penanaman pohon di hulu sungai Babak dan sepanjang saluran induk Jurang Sate dan Jurang Batu dan tempat-tempat lain dalam lingkup DAS Babak yang kondisinya membutuhkan adanya penanganan secara vegetastif.

Dengan adanya gerakan penanaman pohon ini maka diharapkan dalam kurun waktu 20 tahun kedepan kuantitas dan kualitas air di DAS Jangkok sesuai dengan standar DAS sehat. Kuantitas dan kualitas air irigasi yang baik akan memberikan kualitas pelayanan yang prima oleh P3A/Gp3A/IP3A kepada petani pemakai air, dalam rangka meningkatkan provitas dan produktivitas padi sawah sesuai dengan target dan standar program nawacita pemerintah republik Indonesia. Petani yang berdaulat adalah syarat mutlak Kedaulatan Pangan. 

amaqseruni   

TANAMAN KANGKUNG DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT LOMBOK

DSCF1670

sasaqgagah – Masyarakat Sasak yang mendiami pulau Lombok memiliki kekayaan kuliner yang beragam dan memiliki kekhasan tersendiri, baik dalam bentuk makanan olahan (kering) maupun menu santapan (makanan kebutuhan pokok) yang terbuat dari bahan-bahan lokal yang tumbuh subur ditanah Lombok Mirah Sasak Adi antaranya  adalah tanaman Kangkung. Dari berbagai jenis kultivar tanaman Kangkung yang paling digemari dan banyak di budidayakan adalah Kangkung Air (Ipomea Aquatica, Sp) karena kultivar ini memiliki ukuran pucuk yang lebih panjang, tekstur lembut dan warna hijau yang menarik setelah di masak.Dari Kangkung ini muncullah kuliner khas masyarakat sasak yaitu Pelecing Kangkung dan Pecel Kangkung. Perbedaan antara pelecing dan pecel adalah pada jenis bumbunya.

Pelecing dan Pecel Kangkung

Pelecing sebagai Salah satu makanan hasil olehan kangkung

Pelecing sebagai Salah satu makanan hasil olehan kangkung

Pelecing kangkung dibuat dari bahan utama kangkung air yang direbus dalam ukuran yang panjang 20 – 30 cm setelah lunak kemudian disuwir-suwir memanjang. Bumbu yang digunakan adalah cabai merah, terasi bakar, bawang putih, garam dan tomat yang diulek halus dan setelah halus ditambahkan air perasam jeruk limau. Kangkung disajikan bersama Tauge rebus, dan parutan kelapa yang agak muda. Masyarakat sasak biasanya menyantap pelecing dengan nasi Lontong dan kerupuk.

Pecel kangkung juga dibuat dari bahan utama kangkung rebus yang dipotong-potong dengan ukuran panjang kurang lebih 5 cm dan Tauge rebus. Bumbu pecel sama dengan bumbu pecel pada umumnya dengan rasa khas pada kacang tanahnya. Pecel biasanya oleh masyarakat sasak disajikan bersama dengan Ketupat dan Tahu goreng yang dipotong-potong kecil. Pecel dengan bahan utama kangkung air sangat digemari oleh masyarakat sasak dan menjadi menu yang paling dicari. Untuk mendapatkan menu pecel kangkung yang enak maka para pemburu kuliner ini umumnya mendatangi warung pecel yang ada di depan perpustkaan daerah NTB di jalan Sriwijaya bagi mereka yang berdomisili di kota Mataram dan sekitarnya. Dan bagi masyarakat Lombok Tengah mereka biasanya berdatangan ke Warung Pecel Tenganan di Kelurahan Gerunung pinggir jalan raya Praya – Mantang.

Cara Budidaya

Masyarakat sasak membudidayakan kangkung air dengan cara yang tidak lazim. Kangkung di budidayakan di kolam-kolam atau sawah yang dikolamkan dan di tengah sungai. Budidaya kangkung di tengah sungai banyak ditemui di wilayah kota Mataram dan Lombok Barat juga di kota Praya Lombok Tengah. Cara budidaya kangkung di tengah sungai adalah sebagai berikut : (1) dipilih stek pucuk muda dengan panjang 30 cm, (2) batang bambu yang dibelah menjadi dua bagian sebagai rakit kangkung, (3) tali rapia atau tali bambu sesuai dengan kebutuhan, (4) bibit kangkung di jepit oleh potongan bambu yang telah dibelah dan diikat menggunakan tali agar tidak terlepas, (5) bibit kangkung yang telah dijepit tersebut kemudian diapungkan di tengah sungai, tentunya pada saat musim kemarau agar tidak hanyut oleh banjir. Kangkung selanjutnya akan tumbuh dengan baik dan mengapung sepanjang musim. kangkung dengan cara budidaya di sungai yang paling banyak di cari karena memiliki rasa yang sangat lezat dan tekstur yang lebih lembut dibandingkan dengan cara budidaya di kolam.

Cara budidaya kangkung di kolam atau sawah yang dikolamkan hampir sama dengan cara budidaya padi yaitu : (1) media tanam di siapkan dengan cara air dikolam atau sawah dikeringkan sampai macak-macak dan diolah dengan cangkul dan garu sampai terbentuk partikel lumpur dan diatasnya dapat ditaburkan Kompos untuk meningkatkan unsur hara media tanam, (2) bibit yang digunakan adalah stek pucuk muda sepanjang 30 cm, (3) bibit kangkung ditanam seperti menanam padi dengan jarak yang diinginkan oleh petani, (4) setelah bibit ditanam, media tetap dipertahankan dalam kondisi macak-macak untuk meransang pertumbuhan akar, (5) setelah akar tanaman telah tumbuh dengan baik baru kemudian media tanam diberi air sampai dengan kondisi tergenang 10 – 25 cm, maka tanaman akan mengalami pertumbuhan vegetatif dengan baik. Cara budidaya dengan sistem kolam atau sawah yang dikolamkan dapat dilakukan dengan sistem mina-kangkung.

Kandungan Gizi

Tanaman yang berasal dari India ini memiliki kandungan gizi yang kaya antaranuya adalah vitamin A mencapai 6.300 IU, energi 29 kal, protein 3 g, lemak 0,3 g, karbohidrat 5,4 g, serat 1,0 g, kalsium 73 mg, fosfor 50 mg, besi 2,5 mg, vitamin B1 0,07 mg, vitamin C 32 mg dan air 89,7 g. Kangkung juga mengandung antioksidan  yang dapat radikal bebas pencegah kanker dan penuaan dini, juga mengandung fosfor, zat besi, hentriakontan, dan sitosterol. Dengan kandungan ini maka kangkung berpotensi sebagai antiracun, antiradang, penenang (sedatif) dan diuretik.  Untuk kesehatan kangkung memiliki manfaat untuk mengatasi sembelit, insomnia, ginjal dan mencegah anemia.

Kangkung memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan dapat dijadikan sebagai tanaman alternatif bagi petani yang memiliki lahan sempit. Kelebihan budidaya kangkung adalah perawatan tanaman yang mudah, permintaan pasar yang banyak, produktivitas yang tinggi, dan harga yang menarik.

amaqseruni 

Problematik Usaha Kecil Skala Home Industri Pada Masyarakat Kawasan Hutan

Berbagai jenis produk makanan yang dihasilkan oleh KWT Ikhlas Syukur

Berbagai jenis produk makanan yang dihasilkan oleh KWT Ikhlas Syukur

sasaqgagah – Perkembangan usaha kecil skala home industri pada masyarakat yang tinggal pada kawasan hutan semakin berkembang setiap tahunnya. Kondisi ini dapat dilihat dari semakin banyaknya kaum perempuan yang menekuni usaha skala home industri di perdesaan. Jenis usaha yang ditekuni umumnya adalah pengolahan hasil sawah, kebun dan HKm menjadi produk makanan antaranya adalah keripik, dodol, dan manisan. Selain itu juga menghasilkan barang-barang kerajinan dengan bahan baku lokal.

Secara kualitas, produk-produk yang dihasilkan tidak kalah dengan produk-produk daerah lain yang banyak dijual di minimarket-minimarket yang tersebar di perkotaan seperti Alphamart dan Indomart. Namun dalam perkembangannya kegiatan home industri yang tumbuh diperdesaan masih belum mampu mengurangi angka kemiskinan dan penciptaan lapangan usaha dalam skala yang lebih luas. Permasalahan ini menghinggapi sebagian besar desa-desa yang berada di kawasan hutan, seperti yang dialami oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Ikhlas Syukur yang berada di Desa Aik Berik Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah.

Aneka jenis kerajinan tangan dari bahan baku hasil hutan produksi KWT Ikhlas Syukur

Aneka jenis kerajinan tangan dari bahan baku hasil hutan produksi KWT Ikhlas Syukur

Produk olahan makanan yang dihasilkan oleh KWT Ikhlas Syukur secara kualitas sudah bagus dan layak untuk dipasarkan secara luas, namun sampai saat ini produk tersebut belum dapat dihadirkan sebagai produk unggulan lokal daerah. Lemahnya sistem pemasaran produk menjadi permasalahan utama di KWT ini. Pembinaan yang selama ini yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan LSM/NGO’s belum menyentuh pada pemasaran hasil. Pembinaan hanya dilakukan pada penguatan kapasitas kelembagaan dan teknolohi oleh hasil saja. Walaupun sebenarnya melalui program KOICA (2012 – 2013) telah melakukan pembinaan pemasaran produk olahan melalui pembuatan outlet dan pasar komoditi pertanian, barangkali karena lokasinya di desa Aik Berik sendiri menyebabkan outlet ini belum mendapatkan pengunjung dan pembeli yang banyak.

Untuk membantu para pelaku usaha kecil skala home industri, langkah-langkah yang dapat dilakukan antaranya adalah; (1) membuat outlet produk di pusat-pusat konsumen seperti di pasar kabupaten dan provinsi, karena konsumen terbesar bagi produk olahan adalah masyarakat yang tinggal di perkotaan, (2) meningkatkan kualitas produk melalui kreativitas rasa dan warna sesuai dengan selera konsumen, (3) memberikan identitas yang jelas pada produk makanan dalam bentuk label halal, izin dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), kandungan gizi, dan (4) kemasan produk yang menarik.

amaqseruni

Forum Komunitas Daerah Irigasi (FKDI) DAS Babak

Proses Musyawarah Pembentukan Froum Komunitas Daerah Irigasi (FKDI) DAS Babak, Lombok Barat 10 Desember 2015,

Proses Musyawarah Pembentukan Froum Komunitas Daerah Irigasi (FKDI) DAS Babak, Lombok Barat 10 Desember 2015,

sasaqgagah – Bentuk DAS Babak seperti ekor burung, mengalir dari hulu G.Rinjani dan bermuara di Selat Lombok dengan aliran perenial dan pola sejajar/paralel. Luas DAS 259, 17 km2 , Panjang sungai utama 54, 89 km dgn kemiringan sungai rerata : 0,047.

DAS Babak adalah DAS lintas kabupaten. Secara Administratif Daerah Aliran Sungai (DAS) Babak berada di Kabupaten Lombok Barat (42,26% wilayah DAS), Lombok Tengah (55,76%) dan sebagian kecil (1.98%) di Kabupaten Lombok Timur. DAS Sungai Babak ini melingkupi 3 kecamatan (4 desa) di Kabupaten Lombok Timur, 3 Kecamatan (14 desa/kelurahan) di Kabupaten Lombok Tengah dan 4 Kecamatan (20 desa) di Kabupaten Lombok Barat. AWLR 4 buah (Gebong, Keru, Perampuan dan Lantan Daya), Pos ARR 9 buah (Bertais, Jurang Sate, Kabul, Kuripan, Mangkung, Pengadang, Perian, Rembitan dan Sesaot).

Peta DAS Babak yang berbentuk seperti ekor burung

Peta DAS Babak yang berbentuk seperti ekor burung

DAS Babak memiliki daya guna (utilitas) tinggi : 10 Embung, 21 bendung (Babak, Jr. Sate, Gebong, Datar, Baturiti), 38 mata air dan 18 Irdes. Penggunaan air kompleks yaitu untuk irigasi sawah, kolam ikan, keramba, 6 prasarana PDAM (Aik Bone, Benang Setukel, Kluwun, Lembah Sempage, Montong dan Pondok Gedang), air baku dan PLTMH 6 buah.

Karena penggunaan air yang kompleks di DAS Babak maka seringkali terjadi konflik kepentingan antara pengguna air tersebut baik pengguna dalam lingkup satu daerah irigasi maupun antar daerah irigasi, yang lebih luas lagi konflik antara wilayah administratif kabupaten. Salah satu upaya untuk menekan terjadinya konflik dalam DAS maka BWS Nusa Tenggara I menginisiasi terbentuknya Forum Komunitas Daerah Irigasi (FKDI) Das Babak  yang beranggotakan GP3A/IP3A yang berada pada daerah irigasi dalan DAS Babak.

Proses pembentukan berlangsung pada hari Kamis 10 Desember 2015 di Kabupaten Lombok Barat. Susunan kepengurusan FKDI DAS Babak yang terbentuk adalah sebagai berikut : (1) Ketua : Akhmad Andayani (IP3A DI Jurang Sate & Jurang Batu Kabupaten Lombok Tengah, (2) Wakil Ketua : Nasri (IP3A DI Gebong Lombok Barat), (3) Sekretaris : H. Aripin Napsiah (GP3A Jurang Sate Hilir Kecamatan Praya Lombok Tengah), (4) Bendahara : Lalu Samudin (GP3A DI Datar Lombok Barat), (5) Koordinator Bidang Perencanaan dan Kebijakan : Sukaman (IP3A Jurang Sate & Jurang Batu), anggota : Aruman (GP3A DI Gebong), (6) Koordinator Bidang Pemberdayaan dan Kelembagaan : Suhaili (GP3A Jurang Sate Hulu Lombok Tengah) dan anggota : Riame (GP3A DI. Baturiti Lombok Barat, (7) Bidang Kerjasama : Jamaludin (GP3A Jurang Batu Hulu Lombok Tengah) dan anggota : Juarsah (GP3A DI Keru Lombok Barat).

amaqseruni