Monthly Archives: Oktober 2017

LOQ SESEKEQ

Dongeng Suku Sasak – Lombok – NTB
Oleh : Lubna Sekarlandi

Alkisah, pada zaman dahulu ada sebuah cerita sepasang suami istri yang hidup rukun. Diakhir hayatnya sang suami berpesan kepada istrinya yang lagi hamil, “Besok kalau anakmu lahir seorang laki – laki maka berilah nama Loq Sesekeq”. Singkat cerita lahirnya bayi laki – laki yang diberi nama Loq Sesekeq. Sesekeq itu artimya bodoh.
Pada waktu subuh, ayam jago berkokok dengan nyaringnya, seluruh burung pun bernyanyi disambut dengan suara azan di Masjid. Loq Sesekeq bangun dan mengerjakan sholat berjamaah di Masjid. Selesai sembahyang Loq Sesekeq membantu ibunya menyapu halaman, mebersihkan rumah, mencuci piring, mencuci pakaian dan menyirami tanaman yang tumbuh di halaman rumahnya. Walaupun Loq Sesekeq oarngnya bodoh sesperti namanya namun ia sangat disayangi oleh ibunya. Ia tidak pernah mengeluh dan menolak perintah ibunya.  Suatu hari Loq Sesekeq disuruh oleh ibunya menjual kendi tanah liat ke pasar
“Oh, aku bingung bagaimana membawa kendi ini. Apalagi untuk menjual kendi?” sambil berpikir.
“akhirnya aku tahu cara membawa kendi ini”, gumam Loq Sesekeq.

Loq Sesekeq mencari batu kecil lalu melubangi kendi tersebut, setelah berlubang lalu ia mencari tali dan memasukkan tali tersebut ke dalam lubang kendi tersebut. Kemudian Loq Sesekeq berangkat ke pasar. Sesampainya di pasar ia menggelar dagangannya namin tidak ada satu orang pun yang menawar kendinya. Ibunya Loq Sesekeq diberi tahu oleh tetangganya kalau kendi jualannya tidak laku karena kendi tersebut berlubang.
“Oh anakku banyak orang yang membeli kendi namun mereka pasti heran melihat kendimu yang berlobang”.
“Kalau begitu kembalilah ke pasar dan belikan saya bebek dan jangan beli kelinci karena bebek itu kita harapkan terlurnya besok”, kata ibunya kepada Loq Sesekeq.

Sesekeq patuh pada perintah ibunya dan berangkat ke pasar dan sesampainya di pasar ia membeli Bebek tanpa ditawar-tawar dulu. Loq Sesekeq berangkat membawa Bebeknya pulang menggunakan keranjang. Dalam perjalanan Loq Sesekeq merasa lapar dan haus karena tadi ia belum sarapan. Sesampainya di pinggir sungai ia berhenti untuk istrirahat dan mandi dan berendam sendiri seperti ikan gurame. Kemudian Loq Sesekeq ingat dan berpikir sambil berkata dalam hati “Tentu Bebekku juga haus dan ingin mandi, baiklah saya lepas saja biar ia berenang dan mandi sesukanya”.

Gek….gek….gek….demikian Bebek tersebut bernyanyi sambil berenang dan bermain diatas air sungai. Melihat itu Loq Sesekeq jadi bingung, hatinya gundah gulana dan sedih dikiranya Bebeknya seperti kapas yang tidak punya isi dan tulang karena dapat mengambang diatas air.
“Oh, Bebek ku ternyata rusak tidak punya isi” gumamnya,
maka dibiarkannya Bebeknya berenang pergi dihanyutkan oleh air. Sesampainya di rumah Loq Sesekeq berkata kepada ibunya
“Ibu, salah lagi saya beli Bebek karena Bebeknya tadi disungai mengambang seperti kapas”.
Ibunya berkata “Anakku memang itu sifat Bebek yang dapat mengambang dan berenang dalam air dan tidak tenggelam seperti batu”.

Suatu hari Loq Sesekeq meminta kepada ibunya untuk membeli Kerbau karena ia sangat ingin punya Kerbau, ia sanggup untuk menyabir rumput dan menggembalakan kerbau walaupun pada musim kemarau. Ibunya setuju dan menyuruh Loq Sesekeq membeli Kerbau melalui jalan kecil yang sempit dan ditengah perjalanan di suatu tempat ia melihat sekelompok anak kecil yang lagi membuat mainan Kerbau menggunakan tanah liat. Oleh Sesekeq didekatinya anak-anak itu dan menjalin pertemanan saling salam menyalami.
“Apa namanya ini teman?” bertanya Sesekeq
“ini namanya kerbau teman” jawab anak tersebut
“O, saya sangat ingin memiliki Kerbau, yang ini saya suka” kata Sesekeq sambil menunjuk mainan kerbau tanah yang didepannya.
“Ini Kerbau yang gemuk” kata anak itu lagi.

Loq Sesekeq sudah tidak sabar untuk memiliki Kerbau tersebut dan ia sanggup untuk membayarnya berapapun harganya. Tidak berpikir panjang maka ia membayar kerbau tersebut.Sesampainya dirumah Loq Sesekeq mencari ibunya tetapi tidak ada dirumah dan ia bingung mau taruh kerbaunya dimana. Tidak lama kemudian ibunya pulang membawa kacang panjang. Loq Sesekeq segera menyambut ibunya dan menceritakn kalau ia sudah membeli Kerbau yang bagus dan gemuk lagi.
Ibunya bertanya “Mana Kerbau yang sudah kamu beli anakku?”
“Itu saya simpan dalam laci meja bu, nanti saya akan kasih makan setiap hari!” jawab Loq Sesekeq.
Ibu nya cepat-cepat masuk kedalam untuk melihat kerbau yang dibeli oleh anaknya, Ibunya Sesekeq sangat terkejut sambil menggeleng-gelengkan kepala melihat Kerbau mainan yang terbuat dari tanah liat yang ada di dalam laci. Dasar Loq Sesekeq yang bodoh.

Dan disuatu hari Ibunya Sesekeq akan menyelenggarakan acara tahlilan kematian suaminya, Sesekeq disuruh oleh ibunya untuk mencari seorang Kyai untuk memimpin orang berdzikir. Sesekeq bingung karena tidak tahu rupanya seorang Kyai.
Ia bertanya kepada ibunya “Bagaimana rupanya seorang Kyai ibu?”.
Ibunya menjawab “ Kyai itu memiliki janggot yang panjang, cepatlah cari Kyai tersebut karena hari sudah semakin sore”.

Loq Sesekeq berjalan mencari seorang Kyai, melalui jalan setapak, jurang dan sampailan ia di lapangan rumput dan melihat seekor Kambing yang lagi memakan rumput sambil mengembik-embik kegirangan. Kambing tersebut memiliki telinga yang panjang dan janggut yang panjang.
“Nah, inilah rupanya Kyai itu janggutnya panjang sangat” kata Loq Sesekeq
Loq Sesekeq membawa Kambing tersebut pulang dan menunjukkan kepada ibunya bahwa ia sudah membawa seorang Kyai. Melihat itu Ibunya Loq Sesekeq tertawa terbahak-bahak sampai air matanya keluar dan berkata :
“Anakku ini namanya Kambing bukan Kyai, cepat kembalikan kambing tersebut biar nanti tidak dianggap maling dan kalau mati nanti busuk baunya”.

Cepat – cepat Sesekeq mengembalikan kambing tersebut dengan mengendap – endap takut ketahuan orang, dan ia melewati kandang ayam yang penuh dengan kotoran. Semuanya menjadi bau tahi ayam dan Loq Sesekeq berkata dalam hati :
“Semuanya berbau busuk, kata inakku jika berbau busuk maka saya telah mati”,
Loq Sesekeq mencari dan mengambil cangkul menggali lubang sebagai tempat untuk mengubur dirinya. Lubang tersebut dibawah pohon mangga yang rindang dan Sesekeq mengubur dirinya disana. Tiba – tiba jatuhlah buah mangga baunya harum dan manis. Lok Sesekeq berkata dalam hati “sayang saya sudah mati, kalau tidak sudah saya ambil dan makan buah mangga ini”.
Sampai malam Sesekeq belum juga pulang dan sampai pagi setelah ayam berkokok Ibunya Loq Sesekeq pergi mencari anaknya. Tiba-tiba ditemukannya anaknya lagi mengubur diri dibawah pohon mangga, cepat-cepat ibunya mengangkat Sesekeq dari lubang tersebut.
“Oh, anakku kalau sampai seperti ini kebodohanmu, mari ibu serahkan kamu kepada guru ngaji” kata ibunya pada suatu malam.

Dengan mengaji barangkali bisa membuat Sesekeq berubah menjadi anak yang pandai demikian harapan ibunya. Ibunya berpesan agar ia tidak boleh pisah dengan gurunya harus selalu bersama. Selalu belajar dan patuh pada gurunya dan menjadi anak yang jujur dan terpuji di mata masyarakat. Bertahun – tahun Loq Sesekeq menuntut ilmu belajar mengaji namun tetap saja belum bisa mengaji. Namun Loq Sesekeq tidak putus asa walaupun dikatan bodoh oleh teman-temannya.
Sekarang telah datang bulan haji, Guru Ngajinya ingin mengerjakan ibadah haji ke tanah suci. Sesekeq diberitahu kalau gurunya mau berangkat haji Sesekeq cepat-cepat minta ijin untuk ikut ke Mekah bersama gurunya. Gurunya merasa geli melihat Sesekeq. Walaupun begitu tetap pada pendiriannya untuk ikut naik haji. Teringat akan pesan ibunya agar ia harus tetap dekat dengan gurunya. Gurunya berangkat diam-diam ke Mekah tanpa memberi tahu Sesekeq, namun paginya Sesekeq dapat kabar kalau gurunya sudah berangkat.
“Guru…! tunggu saya mau ikut ke Mekah”.
Sesekeq beteriak dengan keras sambil berlari kencang pergi mengejar gurunya. Berlari menuju pantai dan pelabuhan tempat gurunya mau naik kapal, namun pelabuhan telah sepi karena kapal sudah berangkat jemaah yang mengantar haji juga sudah pulang. Sesekeq menangis keras memanggil gurunya.
“Guru…!, saya harus selalu bersama – sama dengan guru, saya tidak boleh pisah demikian pesan ibu saya”.
Sesekeq terus menangis sambil meratap sendiri sambil duduk di pinggir pantai menatap laut luas. Yang dipikirkan hanya gurunya saja. Namun bagaimanapun caranya hanya ombak dan angin laut yang menjawab tangisnya. Sesekeq bulatkan tekad untuk tetap bisa berangkat haji. Tetap ia duduk ditepi pantai, tiba – tiba datanglah sebatang kayu yang dibawa oleh ombak menggelinding ke arah dirinya.

Tidak berpikir panjang Loq Sesekeq langsung melompat ke atas batang pohon tersebut sambil berkata :
“Kayu bawalah aku berlayar menuju ke Mekah untuk menyusul guruku”
Kayu tersebut menggelinding dibawa ombak sedikit demi sedikit semakin ke tengah, dan ajaibnya semakin lama batang kayu tersebut meluncur ke tengah laut diombang ambing oleh ombak namun meluncur seperti perahu layar ditenggelamkan oleh ombak setinggi gunung namun muncul kembali ke permukaan laut. Loq Sesekeq tetap tenang dan membulatkan tekad untuk menyusul gurunya.

Tubuhnya kedinginan, ombak setinggi gunung menghantam dan angin keras menerpa, Sesekeq besah kuyup. Batang Kayu meluncur semakin ke tengah Sesekeq tetap dengan tekadnya untuk menuju ke Mekah. Tiba – tiba datang seekor ikan hiu menyerang namun tiba – tiba datang pertolongan Allah SWT dimana seekor ikan Lumba – Lumba datang membantunya. Loq Sesekeq kembali menggapai batang kayu yang meluncur ke arah barat melewati gugusan pulau kecil, selat – selat dan sebagaimanya yang menambah pengalaman Sesekeq selama dalam perjalanan. Akhir nya Loq Sesekeq sampai di semenanjung tanah Arab.

Lok Sesekeq menuju ke Mekah mencari gurunya, Gurunya sangat terkejut melihat Sesekeq datang menemuinya di Mekah.
“Oh, anakku dirimu aneh sekali, pakai apa anakku ke sini sampai bisa sampai Mekah?”
“Saya naik batang kayu oh guru ku, saya bawa pesan ibuku bahwa saya tidak boleh berspisah dengan guru dan bekal ini tidak boleh saya buka sendiri kecuali harus bersama guru”
Semua orang yang mendengar cerita Sesekeq menjadi kaget dan ketika bekal tersebut dibuka isinya ternyata emas permata.

“Oh anakku mari kita sama – sama mengucap syukur kepada Allah SWT kita bisa naik haji bersama – sama. Saya doakan agar anakku bisa menjadi Waliyullah. Engkau lebih dalam ilmu dariku”.
Loq Sesekeq menulis surat kepada ibunya menceritakan tentang pertemuannya dengan gurunya di Mekah, berhaji bersama dan minta doa selamat kepada ibunya yang mujarab mudah-mudahan dipertemukan kembali dalam kesehatan dan penuh rahmat (Praya, 10/10/2017).

 

 

 

 

sayangilah aku

Tema : Stop Kekerasan Pada Anak ( Juara 3 Lomba Menulis Puisi Tingkat SD se NTB)

Disuatu malam
Malam terakhirku di panti asuhan
Aku berpikir aku akan mewujudkan cita-citaku dan impianku
Yang telah kusimpan dari dulu
Aku akan menjadi orang yang akan berharga dimasa depan nanti
Namun, apa yang kufikirkan
Apa yang kusimpan terasa begitu hanyut terasa
Begitu pudar setelah apa yang kurasakan sekarang
Orang tua asuhku selalu menyakitiku
Selalu membuatku meneteskan air mata
mereka selalu memarahiku dengan amarah yang besar,

Sejak saat itu,
Aku ragu untuk memikirkan kembali cita-cita
dan apa yang sudah kuimpikan dari dulu,
Kuhanya terdiam dan menangis didalam kegelapan
Ku tak tahu harus berbuat apa,
Apa yang kulakukan semua salah
Entah, seperti apa aku dimata mereka
Aku ingin merasakan kasih sayang dari orang tua
Aku ingin merasakan pelukan orang tua
Aku tidak ingin disakiti
Aku ingin seperti anak anak yang lain yang hidup bahagia bersama keluarganya
Apa salahku,

Ku hanya seorang anak kecil yang ingin disayangi bukan disakiti
Rasa pedih yang kutahan
Rasa sedih yang selalu ada disetiap waktuku
Sayangilah aku
Tolong sayangilah aku.

Processed with VSCOcam

 

Penulis : lubna sekarlandi, Kelas : vc/5c, MIN 1 lombok Tengah