A. Latar Belakang
sasaqgagah – P3A/GP3A memiliki peluang untuk berkembang dengan potensi sumberdaya yang dimilikinya baik berupa sumberdaya air, lahan, plasma nuftah dan sumber daya manusia itu sendiri. Sumberdaya yang dimiliki akan sangat mendukung kinerja organisasi jikalau sumberdaya tersebut dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk tujuan kesejahteraan anggota. Hanya sedikit P3A/GP3A yang mampu memanfaatkan sumberdaya yang dimilikinya karena keterbatasan modal dan teknologi.
Permasalahan pertanian secara umum adalah lemahnya kemampuan modal yang dimiliki petani dan kurangnya pengetahuan atas teknologi pemanfaatan sumberdaya lokal tersebut. Disini kehadiran program WISMP II – Kabupaten Lombok Tengah melalui mekanisme pemberdayaan dan fasilitasi yang diberikan oleh TPM untuk mendampingi petani dapat menggali potensi sumberdaya yang dimilikinya.
KPIU Dinas Pertanian dan Peternakan melalui WISMP II TA. 2016 berangkat dari permasalahan tersebut melakukan kegiatan Workshop/Pelatihan Pengusulan dan Pengelolaan Dana Agribisnis (DIA) dengan mengacu kepada naskah perjanjian hibah daerah tanggal 27 Februari 2012 untuk membiayai kegiatan WISMP II dengan mekanisme penganggaran pola penerusan hibah dari pusat ke daerah (on grating) dan Buku Project Management Manual (PMM) 6. Kegiatan Workshop sebagai langkah fasilitasi penguatan ekonomi produktif bagi P3A/GP3A di wilayah kerja program sebagai langkah simultan pemberdayaan masyarakat petani. Potret keberhasilan P3A/GP3A dibeberapa tempat dapat dijadikan sebagai acuan pemberdayaan ekonomi produktif.
Workshop ditujukan untuk menumbuh-kembangkan usaha ekonomi produktif di P3A/GP3A berbasis potensi lokal yang dimilikinya. Disamping itu juga kegiatan workshop bertujuan untuk menumbuhkan rasa entrepreneurship dikalangan pengurus dalam rangka meningkatkan pendapatan petani melalui kemampuan penyusunan proposal DIA. Diharapkan kegiatan fasilitasi pembentukan usaha ekonomi produktif bagi P3A/GP3A memberikan hasil sebagai berikut : (1) terbentuk dan tumbuhnya usaha ekonomi produktif di P3A/GP3A, (2) terbentuknya manusia entrepreneurship, (3) meningkatnya pendapatan organisasi, dan (4) terciptanya lapangan pekerjaan di desa.
B. Pendekatan Teoritis
2.1 Pengertian Proposal
Proposal berasal dari bahasa inggris to propose yang artinya mengajukan dan secara sederhana proposal dapat diartikan sebagai bentuk pengajuan atau permohonan, penawaran baik itu berupa ide, gagasan, pemikiran maupun rencana kepada pihak lain untuk mendapatkan dukungan baik itu yang sifatnya izin, persetujuan, dana dan lain – lain. Proposal juga dapat diartikan sebagai sebuah tulisan yang dibuat oleh si penulis yang bertujuan untuk menjabarkan atau menjelaskan sebuah rencana dan tujuan suatu kegiatan kepada pembaca.
Untuk mengetahui arti dari proposal, berikut saya sertakan pengertian proposal dari beberapa pandangan dari para ahli : Hasnun Anwar (2004 : 73) proposal adalah : rencana yang disusun utnuk kegiatan tertentu. Jay (2006 : 1) proposal adalah alat bantu manajemen standar agar menajemen dapat berfungsi secara efisien. Pengertian Proposal Menurut KBBI (2002) adalah rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja, perencanaan secara sistematis, matang dan teliti yang dibuat oleh peneliti sebelum melaksanakan penelitian, baik penelitian di lapangan (field research) maupun penelitian di perpustakaan (library research). Keterampilan menulis proposal perlu dimiliki setiap insan berpendidikan agar mereka terbiasa berpikir sistematis-logis sebagaimana di dalam langkah-langkah penulisan proposal. Pengertian Proposal Dari sudut pandang dunia ilmiah, pengertian proposal ialah rancangan dari suatu usulan sebuah penelitian yang kemudian akan dilaksanakan oleh peneliti terhadap bahan penelitiannya. Dalam pengertian proposal ini itu berarti proposal sama halnya dengan usulan.Ada juga yang menyatakan bahwa pengertian proposal itu ialah suatu permintaan atau dapat juga dikatakan sebagai saran yang ditujukan kepada seseorang, instansi, organisasi, suatu badan, atau suatu kelompok untuk menjalankan atau melaksanakan suatu pekerjaan.
Tujuan Proposal adalah memperoleh bantuan dana, memperoleh dukungan atau sponsor, dan memperoleh perizinan.
2.2 Analisis Agroekosistem
Analisis bentang alam dan kehidupan atau dalam konteks program WISMP II adalah analisis agroekosistem adalah analisis situasional antara investasi proyek agribisnis dengan lingkungan sosial sekitarnya serta lingkungan alam untuk mengidentifikasi resiko dan peluang, yang dapat menginformasikan desain proyek dan implementasi, serta meningkatkan hasil yang berkelanjutan.
Menurut Euroconsult Mott Macdonalt (2015), analisis diperlukan untuk : (1) memastikan intervensi sosial untuk memaksimalkan sumber daya manusia, sosial dan modal alam, (2) perlindungan terhadap konsekuensi yang tidak diinginkan karena kurang informasi sosial dan lingkungan, (3) mengidentifikasi dan mengurangi resiko kecemburuan sosial yang memecah-belah masyarakat lokal karena merasa dikecualikan dari proyek, dan (4) memberi masukan penting bagi desain proyek (proposal) serta memastikan keberlanjutan proyek.
Contoh dari bentang alam (agroekosistem) adalah; Daerah Aliran Sungai (DAS), Daerah Irigasi (DI), kondisi lahan sawah, batasan kewenangan administrasi (dusun, desa, kecamatan). Bentang alam dibagi menjadi dua yaitu; bentang alam investasi (lokasi dimana proyek investasi agribisnis melakukan kegiatan misalnya wilayah kerja P3A/GP3A) dan bentang alam pembangunan (lingkungan sekitar yang terkena dampak atau memberi dampak pada investasi agribisnis).
2.3 Kerangka Logis (logical framework)
Kerangka logis (logical framework) adalah merupakan : (1) alat perencanaan proyek berupa matriks yang sederhana untuk menggambarkan kerangka pemikiran rancangan suatu proyek, (2) jembatan antara pemikiran strategis dan kegiatan praktis; menggambarkan strategi proyek dan bagaimana cara mewujudkannya, (3) menguraikan bagaimana kita mengetahui bahwa tujuan-tujuan proyek tercapai, (4) menjelaskan prasyarat eksternal yang harus ada agar proyek berhasil.
Kelebihan dari kerangka logis adalah; mudah difahami, orientasi pada hasil, bisa digunakan untuk berbagai jenis proyek pada berbagai skala, rancangan proyek mudah dievaluasi, dan diterima secara luas antara lembaga-lembaga kerjasama pembangunan nasional dan internasional. Kekurangan dari kerangka logis adalan; cenderung top-down & mekanistis, berdasarkan logika linier – menyederhanakan dan “merapihkan” realita yang sesungguhnya rumit dan dinamis, evaluasi berdasarkan model yang kaku bisa jadi masalah antara pemberi modal (avalis) dan penerima modal.
Contoh :
Kerangka Logis Dana Investasi Agribisnis Mini Combain
2.3 Merumus Tujuan –tujuan
• Tujuan Umum (Goal) : gambaran ideal keadaan umum yang ingin dicapai dalam bidang/konteks tertentu,
• Sasaran (outcome) : hal yang harus dicapai untuk mewujudkan tujuan umum yang telah dirumuskan,
• Hasil (output) : hasil – hasil kegiatan yang diperlukan untuk mencapai sasaran,
• Kegiatan (activities) : hal-hal yang harus dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan,
• Masukan (inputs) : sumberdaya yang diperlukan agar kegiatan berhasil.
C. Langkah – Langkah Penyusunan Proposal
Langkah 1 : Merumuskan Dasar Pemikiran Proyek
Dasar pemikiran proyek memuat : (1) latar belakang informasi kondisi agroekosistem wilayah kerja GP3A, (2) Analisa situasi umum kondisi sosial, ekonomi dan kaum perempuan di wilayah kerja, (3) Deskripsi ; pernyataan masalah, mengapa kegiatan ini dibutuhkan, bagaimana proyek yang diusulkan akan menangani masalah-masalah tersebut.
Isi rumusan masalah pokok dapat berasal dari hasil analisis agroekosistem dengan menjelaskan akibat penting dan langsung dari masalah pokok (sebab – akibat) dengan cara : (a) mengarahkan pembahasan kepada akibat yang dapat mengidentifikasi indikator pencapaian, (b) ubahlah permasalah tersebut menjadi pernyataan positif yang memberikan tujuan proyek, dan (3) pembahasan mengarah kepada penyebab masalah untuk mengidentifikasi kegiatan dan keluaran.
Langkah 2 : Dari Pohon Tujuan Ke Kerangka Logis
Dari tujuan yang telah dirumuskan jika dimasukkan ke kerangka logis maka dapat disusun rangkuman naratif dan deskripsi kegiatan. Untuk memudahkan pemahaman terhadap langkah 2 ini, maka perhatikan contoh dibawah ini :
Rangkuman Naratif
Tujuan Umum (Goal). Meningkatkan Kesejahteraan pengurus Organisasi GP3A Dewi Anjani Daerah Irigasi Danau Segara Anak
Sasaran (outcome). Beberapa sasaran (antara) yang harus dicapai untuk mewujudkan Tujuan Umum yang telah dirumuskan, misalnya (1) Mengembangkan Usaha Jasa Alsintan Mini Combain oleh GP3A, dan (2) Mengupayakan keberlanjutan sistem irigasi untuk meningkatkan luas tanam dan produksi
Hasil (output). Hasil apa saja yang harus diusahakan agar sasaran-sasaran tercapai, misalnya :
1.a GP3A memiliki Alsintan Mini Combain
2.a GP3A dapat menyelenggarakan OP partisipatif
2.b Penyelenggaraan kerjasama OP
Kegiatan (activity). Kegiatan apa yang diperlukan untuk mencapai hasil – hasil tersebut, misalnya :
1.a.1 Pengajuan usulan Dana Investasi Agribisnis (DIA) alsintan Mini Combain,
2.a.1 Gotong royong pembersihan saluran
2.b.1 rehabilitasi saluran irigasi secara swakelola
Langkah 3 : Merumuskan Indikator
Indikator kegiatan dirumuskan secara SMART : Simple = Sederhana, Measurabel = Terukur, Achievable = Dapat dicapai, Realistic = Relevan, Time bound = Waktu tertentu. Definisi indikator seharusnya dapat memberikan informasi mengenai : Who? (target kelompok, pelaku lain, dll); What? (produk/proses); How much? (Kuantitas); How well? (Kualitas); When? (Waktu/Periode); Where? (lokasi).
Contoh :
Deskripsi Indikator Objectife
Tujuan (Goal) Meningkatkan Kesejahteraan pengurus Organisasi GP3A Dewi Anjani Daerah Irigasi Danau Segara Anak Petanda tercapainya tujuan; hal-hal yang dapat diamati dan diukur, misalnya :
• + tingkat pendapatan organisasi (KAS GP3A)
• % pembiayaan OP dari GP3A
Langkah 4 : Menyusun Rencana Pelaksanaan Proyek
Contoh :
April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Keluaran :
Kegiatan2 :
Keluaran
Kegiatan2 :
Langkah 5 : Menyusun Analisa Ekonomi (Arus Kas dan ERR)
Dalam kasus proyek pengadaan alsintan Mini Combain, dalam menyusun arus kas dan perhitungan economic rate of return (ERR) harus disertai dengan data dan asumsi yang digunakan sesuai dengan apa yang telah dijelaskan. Penting juga untuk mencantumkan framework (aktivitas, output, outcome) yang dikaitkan dengan benefit yang dicantumkan, sehingga terlihat hubungan aktivitas dengan benefit.
Contoh sederhana analisa ekonomi untuk alsintan mini-combain diilustrasikan dalam perhitungan rumus-rumus sebagai berikut :
(a) Menghitung biaya (biaya tetap + biaya operasional + biaya tenaga kerja)
(b) Menghitung pendapatan (sewa jasa alsintan) per musim panen
(c) Menghitung keuntungan = Hasil penyewaan – Total Biaya
(d) Break event point (BEP) = Total biaya : Harga sewa
(e) B/C Ratio = Pendapatan (hasil penyewaan) : Total Biaya
(f) Return of Investmen (ROI) = Keuntungan : Total Biaya x 100%
D. Penutup
Panduan penyusunan proposal dana investasi agribisnis (DIA) ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan bagi P3A/GP3A dalam rangka menyusun usulan kegiatan (proposal) kepada SKPD terkait dan pihak mitra swasta lainnya. Untuk program WISMP II TA. 2016 acuan proposal sebagai berikut :
(1) Proposal minimal memuat hal-hal sebagai berikut :
• Dasar pemikiran
• Tujuan umum (Goal)
• Tujuan khusus
• Hasil (output)
• Sasaran (outcome)
• Kegiatan (activity)
• Waktu pelaksanaan kegiatan
• Analisa ekonomi
• Penutup
(2) Ketentuan khusus :
• Surat permohonan dialamatkan kepada Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Tengah;
• Proposal ditandatangani oleh : Pengurus GP3A, Kepala Desa, PPL, UPTD BKP3, UPTD HPT dan Keswan Setempat;
(3) Persyaratan GP3A Pengaju :
• Memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang telah ditandatangani sampai camat;
• Telah ber Akta Notaris;