amaq seruni*
Aji Krame
Dengan masuknya agama Islam, pranata kehidupan sosial masyarakat Sasak disesuaikan menurut syari’at-syari’ayt islam termasuk didalamnya tentang aji krame dalam suku Sasak. Lambang-lambang adat yang telah disesuaikan dengan syari’at islam sangatlah banyak, namun khusus untuk aji karma ada 2 hal yang penting yaitu;
1. Nampak Lemah, dan
2. Olen.
Sesungguhnya aji krame merupakan nilai harapan dari sebuah kehidupan yang akan dating, dimana disetiap kelahiran agar memahami nilai minimal aspek-aspek penunjang kebaikan dunia akhirat. Harapan nilai minimal diukur dari nilai Nampak lemah, bahwa semakin tinggi nilai lampak lemah maka semakin tinggi pula nilai minimal yang hendak diraih.
Sedangkan olen merupakan pelengkap dari nilai-nilai pada Nampak lemah. Jika ditinjau dari segi duniawi, Nampak lemah artinya ” awal menyentuh tanah” yang berarti awal dari sebuah kelahiran, dimana kelahiran tersebut memiliki nilai (yaitu harkat dan martabat) sehingga ini merupakan dasar Nampak lemah tersebut dilambangkan dengan Emas, Perak, perunggu dan Uang.
Kelahiran tersebut sangat penting untuk dilindungi agar terhindar dari panas, dingin, debu dan tabu (aib) maka dibuatlah perlindungan yang disebut “OLEN”. Olen adalah lambing busana yang maksudnya adalah agar si lelaki yang telah berumah tangga (sebagai kepala keluarga) harung bertanggung jawab atas pengadaan busana untuk istri dan anaknya nanti,
Dari segi filosofi, Nampak lemah sebagai lambang kelahiran bahwa kelahiran tersebut yang diibaratkan sebagai kertas putih yang masih kosong tidak memiliki pengetahuan. Kekosongan ini harus diisi oleh setiap kelahiran sebagai bahan atau bekal pertanggungjawaban pada sang pencipta, tentunya dengan mempelajari kewajiban-kewajiban sebagai seorang muslim untuk dilakukan sehingga nilai-nilai minimal tersebut tercapai bahkan melebihi segalanya.
Selain dari yang bersifat wajib, dapat juga yang perlu dilakukan yang nantinya dinilai sebagai amal saleh dan ini yang dilambangkan dengan Olen. Jadi Olen sebagai pelengkap akan memiliki nilai sendiri dalam kehidupan duniawi menuju akherat.
Dari segi bahasa Aji Krama terdiri dari kata Aji berarti harga atau nilai, dan Krame berarti aturan. Jadi Aji Krame merupakan suatu nilai atau harga sosial masyarakat yang telah diatur dalam adat berdasarkan srata/tingkatan pada psoses perkawinannya.
Dalam menentukan aji krame, tidaklah mesti aji krame ini mengikuti aji krame pihak laki-laki atau aji krame pihak wanita tetapi mengikuti aji krame yang sudah berlaku yang menurut aturannya. Jenis aji krame berdasarkan nilainya, yaitu :
1. Raden (Utama) = 100
2. Permenak (Madya) = 66
3. Perbape Nyame (Madya) = 66
4. Perbape Perwangse (Madya) = 60
5. Jajar Karang (Nista) = 33
– Kawula = Selakse Samas
– Panjak Pirak = Pituq Telongatak.
Disamping itu juga, masyarakat Sasak mengenal yang namanya Tri Wangsa (3 Klasifikasi) Jajar Karang, yaitu :
1. Pemandes = Aji krame selakse samas.
2. Kawula = Aji krame selakse samas.
3. Panjak Pirak = Pituq telongatak.
Makna aji krame Selakse Samas, adalah
– Nampak lemah selakse = 10.000
– Pemegat samas = 400
– Olen-olen telu likur = 23
Makna aji krame Pituq telongatak, adalah
– Nampak lemah pituq = 7.000
– Pemegat telongatak = 300
– Olen-olen enam likur = 26
Nampak Tilas (Silaturahmi)
Nampak tilas (bahasa sasak = Bales ones nae) adalah acara silaturrahmi keluarga dekat dari kedua belah pihak mempelai. Dimana pihak keluarga penganten laki-laki mendatangi rumah penganten wanita dan dilakukan pada 2 – 3 hari setelah acara penyongkolan. Kedua keluarga saling mengenal lebih dekat lagi serta adanya pembahasan tentang kedua penganten tersebut dalam menempuh hidup baru.
*) Penyunting adalah sekretaris Pengemban Budaya Adat Sasak (PEMBASAK) Lombok Tengah